PETABALI, BANYUWANGI – Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), kawasan hutan yang dikenal mistis di ujung timur Pulau Jawa, kembali menjadi magnet spiritual bagi ribuan pengunjung pada peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram, yang dalam kalender Jawa disebut 1 Suro. Tahun ini, perayaan akan berlangsung pada Kamis malam, 26 Juni 2025, dan diperkirakan akan dihadiri hingga 2.000 orang dari berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Margo (43), Penyelia Ekosistem Hutan TNAP, gelombang pengunjung sudah mulai datang sejak pagi dan akan memuncak pada malam hari. “Setiap malam 1 Suro, pengunjung membeludak. Mereka datang untuk melakukan ritual tirakatan di tempat-tempat yang dianggap wingit,” ujarnya.
Ritual tirakatan yang dilakukan pengunjung merupakan bentuk laku spiritual dalam rangka menyambut pergantian tahun Jawa. Mereka menyendiri atau berkelompok, bersemedi, membaca doa, atau melakukan tapa brata di sejumlah lokasi yang dikenal sakral di kawasan Alas Purwo.
Beberapa tempat favorit yang kerap menjadi tujuan pengunjung antara lain:
Gua Istana, Gua Mayangkara, Pantai Pancur, Parang Ireng.
“Tempat-tempat ini dianggap memiliki kekuatan spiritual dan dipercaya bisa menjadi media mendekatkan diri kepada Sang Pencipta,” jelas Margo. Ia juga menyebut masih ada beberapa lokasi lain seperti Gua Putri dan padepokan, namun akses ke sana cukup sulit.
Demi menyambut ribuan peziarah spiritual ini, Taman Nasional Alas Purwo yang biasanya tutup pukul 17.00 WIB akan dibuka selama 24 jam penuh pada 26 Juni. “Ini kami lakukan sebagai bentuk pelayanan bagi masyarakat dari berbagai penjuru,” tegas Margo.
Untuk aspek keamanan, pihak pengelola TNAP juga menggandeng unsur TNI dan Polri. Mereka akan berjaga di titik-titik strategis hingga Senin (30/6) untuk memastikan semua pengunjung aman dan tertib. Kapolsek Tegaldlimo, Iptu Sadimun, mengatakan pihaknya sudah menyiagakan personel di sekitar kawasan hutan sejak Kamis pagi.
Tidak hanya dari wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, pengunjung juga tercatat datang dari luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatera. “Kalau dari Jawa hampir merata, tapi dari luar Jawa biasanya datang dari Kalimantan dan Sumatera,” ungkap Margo.
Bagi sebagian pengunjung, malam 1 Suro di Alas Purwo bukan sekadar perayaan kalender Islam atau Jawa, melainkan momen spiritual untuk mengintrospeksi diri, memohon keselamatan, dan membersihkan batin di tempat yang diyakini memiliki aura kuat.
Alas Purwo selama ini dikenal sebagai hutan yang sarat cerita mistis. Banyak yang meyakini kawasan ini sebagai tempat bersemayamnya para leluhur dan tokoh spiritual. Meski begitu, TNAP juga merupakan kawasan konservasi alam dengan biodiversitas tinggi, rumah bagi banteng Jawa, rusa, merak, dan berbagai spesies langka lainnya.
Pihak TNAP tetap mengimbau para pengunjung untuk menjaga kelestarian hutan, tidak meninggalkan sampah, serta menghormati aturan dan kearifan lokal. “Kami ingin pengunjung tidak hanya mendapat pengalaman spiritual, tapi juga ikut menjaga alam,” pungkas Margo. (TIM/Red)