Example 728x250

Satu Kabupaten, Delapan Bulan, Puluhan Festival: Banyuwangi Memikat Dunia

" Denyut Tradisi dan Semangat Inovasi dalam Festival Tak Pernah Henti "

PETABALI, Banyuwangi — Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, Kabupaten Banyuwangi kembali menghadirkan serangkaian agenda spektakuler melalui program “Banyuwangi Festival 2025”. Sebanyak 80 event budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif disiapkan untuk menyemarakkan kalender wisata tahunan daerah berjuluk The Sunrise of Java ini.

Dimulai dari bulan Januari, festival dibuka dengan East Java Run Festival (26 Januari), ajang lari lintas alam yang menyuguhkan keindahan lanskap Banyuwangi.

Memasuki Februari, semangat kolaboratif anak muda dan pecinta otomotif dituangkan dalam Banyuwangi Scooter Festival: “Grow Up Together” (1–2 Februari), diiringi gelaran Meras Gandrung I yang meneguhkan warisan seni tari tradisional Gandrung.

Di bulan Maret, masyarakat Banyuwangi merayakan Ngerandu Buko (1 Maret), ritual adat sakral yang menjadi awal prosesi kegiatan sosial dan budaya.

Bulan April menyuguhkan deretan acara penuh nuansa lokal dan spiritual seperti Barong Ider Bumi Kemiren (1 April), Meras Gandrung II, Diaspora, dan Seblang Olehsari (4–10 April). Tak ketinggalan, atraksi budaya Puter Kayun Boyolangu (6–9 April), dan Padhang Ulanan – Santri Mulih turut mewarnai bulan ini. Festival ditutup dengan nuansa estetik dalam Sulur Kembang (17–19 April).

Sementara Mei, Banyuwangi menggelar tradisi agraris Ithuk Ithukan Jopuro (10 Mei) dan Tumpeng Sewu Kemiren (29 Mei), ditambah nuansa artistik dalam Festival Paglak – Menyongsong Senja Berkisah (31 Mei).

Memasuki Juni, kolaborasi seni dan pertanian tergambar dalam Festival Coklat (21–22 Juni), Keboan Aliyan (27–29 Juni), hingga Festival Tumpeng dan Takir Sewu Sraten (27 Juni). Masyarakat juga disuguhkan atraksi Seblang Bakungan (10–12 Juni) dan Meras Gandrung IV (8 Juni).

Bulan Juli menjadi momen puncak kegiatan kreatif, seperti Gelar Songo Glagah (4–6 Juli), Sekar Kijang Creative (10–13 Juli), hingga Banyuwangi Ethno Carnival (12–13 Juli). Selain itu, ada Tour de Banyuwangi Ijen (28–31 Juli) dan Festival Memengan Tradisional (23 Juli).

Puncaknya di Agustus, ragam festival kebangsaan dan seni budaya hadir, seperti:

– Lomba Kreasi Baris Berbaris (4–7 Agustus),

– Festival Lembah Ijen (9–13 Agustus),

– Wriginpitu Festival (5–9 Agustus),

– Festival Merdeka (13–14 Agustus),

– Sapar-Saparan Sukojati dan Gintangan Bamboo Festival,

– Hingga ditutup megah oleh Banyuwangi Musik Festival (30 Agustus).

Melalui rangkaian agenda ini, Banyuwangi tak hanya memperkuat posisinya sebagai ikon pariwisata nasional, namun juga menunjukkan komitmen terhadap pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi kreatif, dan transformasi digital masyarakat lokal.

Rangkaian selanjutnya untuk September–Desember 2025 akan terus dilanjutkan dengan beragam event spektakuler lain, termasuk Gandrung Sewu, Festival Anak Sholeh, hingga Jazz Beach dan Banyuwangi Bersholawat. **

📍 Info lebih lanjut:

🌐 banyuwangitourism.com

📲 Instagram: @banyuwangi_tourism

 

________________________________ Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomer 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: Redaksi@pewartabali17102024@gmail.com. Terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250