Example 728x250

Banyuwangi Mulai Pemeriksaan Gratis Kesehatan Resmi untuk 184 Ribu Pelajar: Deteksi Dini Demi Masa Depan Bangsa

PETABALI, Banyuwangi — Pemerintah Kabupaten Banyuwangi resmi memulai program pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak dan remaja usia 7–18 tahun, yang merupakan program prioritas nasional dari Presiden Prabowo Subianto. Sebanyak 184.771 pelajar dari jenjang SD hingga SMA, termasuk sekolah swasta dan keagamaan, menjadi sasaran utama program ini.

Peluncuran program dilakukan langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Sekolah Rakyat Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Senin (14/7). Ipuk menegaskan bahwa program ini adalah bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan generasi muda sejak dini.

“Kami minta seluruh tenaga kesehatan di Banyuwangi aktif terjun ke sekolah-sekolah. Menjaga kesehatan anak berarti menjaga masa depan bangsa. Ini bukan sekadar pemeriksaan, ini adalah investasi kesehatan jangka panjang,” tegas Bupati Ipuk.

Program ini menjangkau semua pelajar usia 7 hingga 18 tahun secara bertahap. Pemeriksaan akan dilakukan secara bergilir oleh petugas puskesmas dan tim medis keliling, dan akan dilakukan dua kali dalam setahun.

 “Tak hanya siswa sekolah negeri, anak-anak dari sekolah swasta, madrasah, hingga pesantren juga akan mendapat layanan yang sama. Pemerintah tidak membeda-bedakan,” tambah Ipuk.

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Anak dan Remaja ini menitikberatkan pada deteksi dini gaya hidup tidak sehat serta skrining penyakit genetik seperti anemia dan talasemia.

Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, pemeriksaan dilakukan langsung di lingkungan sekolah, berbeda dengan pemeriksaan CKG untuk dewasa yang dilakukan saat hari ulang tahun.

 “Pemeriksaan akan mencakup kondisi fisik, mental, hingga faktor risiko yang mungkin timbul akibat kebiasaan anak. Misalnya obesitas, anemia, merokok, atau kurangnya aktivitas fisik,” terang Amir.

13–14 Jenis Pemeriksaan untuk Tiap Jenjang Sekolah

 Untuk siswa SD/sederajat, pemeriksaan mencakup 13 jenis, antara lain:

  • Mata, telinga, gigi, dan kesehatan mental,
  • Status gizi dan hepatitis B,
  • Tekanan darah, gula darah, dan risiko TBC,
  • Pemeriksaan kebiasaan merokok (kelas 5–6),
  • Aktivitas fisik (kelas 4–6).

Untuk siswa SMP dan SMA, dilakukan 14 jenis pemeriksaan, dengan tambahan:

  • Talasemia (kelas 7 SMP),
  • Anemia pada remaja putri.

Dengan pemeriksaan menyeluruh ini, siswa akan lebih cepat mendapatkan penanganan jika ditemukan gangguan kesehatan. Orang tua juga akan menerima laporan hasil pemeriksaan untuk dapat ditindaklanjuti di layanan kesehatan terdekat jika diperlukan.

 “Pemeriksaan ini menjadi penting untuk membangun kesadaran sejak dini terhadap pentingnya kesehatan. Anak-anak bisa tumbuh lebih sehat, belajar lebih fokus, dan tentunya siap menjadi generasi emas 2045,” kata Ipuk.

Program ini diharapkan menjadi model pelaksanaan pemeriksaan kesehatan anak dan remaja tingkat nasional. Dengan cakupan luas, intervensi menyeluruh, dan keterlibatan lintas sektor, Banyuwangi menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan visi besar Presiden Prabowo untuk memperkuat kualitas SDM Indonesia sejak usia dini.

 Lokasi awal pelaksanaan: Sekolah Rakyat Tamansari, Licin. Sasaran program di Banyuwangi: 184.771 pelajar. Pemeriksaan dilakukan 2 kali setahun, menyasar usia 7–18 tahun. (Red)

Sumber: banyuwangikab.go.id | Dinas Kesehatan Banyuwangi | Program Nasional CKG 2025

________________________________ Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomer 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: Redaksi@pewartabali17102024@gmail.com. Terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250