PETABALI, Jembrana – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana menerima Pataka Panji-panji Perjuangan Pahlawan I Gusti Ngurah Rai yang dikirab dari Kabupaten Tabanan tiba di Bumi Mekepung, Jembrana, Senin (11/11/2024). Upacara serah terima tersebut dilaksanakan dengan apel penerimaan pataka dengan inspektur upacara Sekda I Made Budiasa, serta dihadiri oleh anggota Forkompimda, Pemuda Panca Marga, segenap OPD, dan siswa serta sejumlah organisasi kepemudaan lainnya, bertempat di Depan Kantor Bupati Jembrana.
Selanjutnya, Pataka Panji-panji Perjuangan Pahlawan I Gusti Ngurah Rai tersebut diserah terimakan kepada Pemkab Jembrana untuk dikirab keliling Kabupaten Jembrana, sebelum kemudian disemayamkan selama satu hari untuk selanjutnya diserahkan ke Pemkab Buleleng. Dalam apel serah terima pataka tersebut juga dibacakan pesan-pesan perjuangan I Gusti Ngurah Rai, termasuk pembacaan Surat Sakti I Gusti Ngurah Rai, dan kirab tersebut sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Puputan Margarana yang diperingati setiap Tanggal 20 Nopember.
Dalam sambutannya, Sekda I Made Budiasa menyampaikan bahwa betapa pentingnya mengingat dan menyampaikan sejarah perjuangan pahlawan, utamanya sejarah perang Puputan Margarana, dengan strategi perang Pahlawan I Gusti Ngurah Rai, selaku Kepala Devisi Sunda Kecil yang memimpin Tentara Keamanan Rakyat (TKR) saat melawan pasukan Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang. “Tanpa perjuangan pahlawan salah satunya yaitu I Gusti Ngurah Rai tidak mungkin kemerdekaan itu tercapai, karena perjuangan menjadi landasan dari pembangunan serta berkembangnya sebuah negara dan daerah,” tegasnya.
Menurut Sekda Budiasa hal tersebut sangat penting sekali mengenalkan dan mengajarkan sejarah kepada masyarakat utamanya anak-anak dan generasi muda. Ia juga menuturkan utamanya sejarah perang puputan margarana yang berkecamuk di Bali, bagaimana perjuangan I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan TKR nya dalam mengusir Belanda untuk membebaskan Bali dari penjajahan.
“Pasukan TKR saat itu bertempur dengan habis-habisan untuk mengusir pasukan Belanda yang ingin menguasai kembali wilayahnya yang direbut Jepang pada Perang Dunia II, perang itu mengakibatkan kematian seluruh pasukan I Gusti Ngurah Rai yang kemudian dikenang sebagai salah-satu Puputan di era awal kemerdekaan, serta kekalahan tersebut mengakibatkan Belanda sukses mendirikan Negara Indonesia Timur,” tuturnya.
Ia juga berharap semangat perjuangan inilah yang harus terus digelorakan pada anak anak muda, sehingga bagaimana kecintaan terhadap Bali. “Oleh karena itu maka teruslah berjuang untuk memajukan Bali serta menjaga nilai-niulai budaya, adat serta tradisi Bali yang adiluhung, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” pungkasnya. (Red)